KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KEILMUAN DAN TEKNOLOGI (TECHNOPRENEURSHIP)
PEMATERI : ARIF RIZALDI
Adan tiga alasan mengapa banyak
orang yang memilih untuk menjadi etrepreneur yaitu, pertama ingin menjadi
seorang pemimpn, kedua ingin menjalankan idenya sendiri, dan yang ketiga adanya
financial rewards. Ada empat karekter yang membuat sukses nanyak entrereneur
saat ini, diantaranya adalah pertama adanya passion for the bussines, yang
kedua tenacity despite failure, yang ketiga product or custoer service focus,
yeng ke empat execution intelegent. Sementara untuk technopreneurship sendiri
yaitu proses inovasi yang meliputi pemanfaatan optimal potensi teknologi
sebagai basis penciptaan atau pengembangan bisnis. Technopreneurship adalah
sebuah wirausaha/inkubator bisnis erbasis teknologi, mode materi ini merupakan
strategi terobosan baru untuk meniasati masalah pengangguran inteletual yang
semakin meningkat. Di ITS inkubator bisnis merupakan wadah atau tempat
mahasiswa belajar membuat jarinagn dan alat untuk membuat kesuksesan usaha.
Inkubator bisnis sendiri didefinisikan sebagai proses dukungan bisnis untuk
menjadi lebih cepat mencapai kesuksesan.
Daya saing yang dewasa ini
menurun bagi Indonesia, peranan produk nasional yang dihasilkan oleh peran
teknologi tinggi masih sagat rendah, produksi Indonesia masih sangat rendah,
produksi Indonesia masih didominasi oleh hasil teknologi rendah dan menengah,
konseuensinya Indonesia sulit memperoleh keunggulan kompetitif, karena
kapabilitas teknologinya masih rendah. Dengan kata lain upaya paling banyak
untuk dikedepankan adalah bagaimana menigkatkan penguasaa teknologi untuk
meningkatakan daya saing, baik itu pada level organisasi maupun level negara.
Salah satu jawabannya adalah dengan penerapan konsep technopreneurship untuk mencapai
keunggulan yang akan datang. Prespektif bisnis masa depan harus dibangun dari
pondasi penguasaan teknologi dan kapasistas pembangunanm kemudian teknologi
ditransformasikan menjadi dasar bisnis, Esensinya adalah technopreneurship
sebagai pembangunan yang berbasis pada teknologi atau technologi bussines
based. Pada level negara diperlukan sinergitas antara teknologi dan
pembangunan, seperti sinkronisasi antara pemerintah dan peraturan bisnis, dalam
jangka panjang sinergi ini akan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan
serta peluang penggerak pertumbuhan ekonomi negara.
Pentingnya technopreneurship
dewasa ini berkenaan dengan keterkaitannya dengan ilmu dan teknologi ketika
negara menggunakan pendekatan peningkatan kemampuan teknologi sebagai pendorong
peningkatan produksi nasional dan dalam banyak negara sebagai strategi
competitive advantage maka technopreneurship adalah program yang termasuk
didalamnya sebagai bagian integral dari peningkatan kultur kewirausahaan. Kunci
dari technopreneurship juga adalah kreativitas yang tinggi maka mental lama
yang cenderung konvensional dari wirausahawan akan berubah, kreativitas akan
bermain dengan imaginasi dan kemungkinan-kemungkinan, memimpin perubahan dengan
ide-ide baru dan memberikan arti pada hubungan antara ide, orang dan
lingkungan.
Technopreneurship juga harus
dibangun dengan pendekatan yang menyeuruh dan integral, yang dilakukan dengan
mengkolaborasikan “budaya” (budaya inovasi, keewirausahaan dan kreativitas),
konsepsi (konsep inkubator bisnis, penelitian dan pengembanga, knowledge
managemen dan learning organization), yang didukung oleh kapabilitas
wirausahanya sendiri, koneksitas dan koboratif.
Selain itu di ITS sendiri
technopreneurship sangat didukung dan menjadi hal yang penting, setiap
mahasiswa akan diajarkan secara detail bagaimana membuat suatu ide dan karya
yang berbasis technopreneurship. Berikut beberapa ringkasan mengenai LKMW di
ITS (Institute Teknologi Sepuluh November) yaitu LKMW di ITS pada Semester 1 :
LKMW (target pernah berjualan), pada semester 2 dan 3 : kementrian perekonomian
BEM ITS (menangkap peluang pasar), semester 4 : Bisnis mahasiswa (KOPMA &
WET ITS), semester 5, 6, dan 7 : membangun bisnis berbasis teknologi semester 8
: inkubator ITS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar